SEJARAH KAPILAWASTU


Berawal dari perjuangan sebuah perjalanan panjang seorang anak bangsa, yang rajin mengamati tentang perilaku setiap manusia yang dikenalnya, menghasilkan sebuah cita-cita luhur tentang upaya pengembangan sumber daya manusia unggul dan berkualitas.

Cita-cita itu adalah sebuah sekolah sebagai tempat pelatihan anak bangsa, sebagai kawah candra dimuka untuk melatih pribadi-pribadi anak Indonesia menjadi pribadi unggul dan berkualitas, tampil prima, percaya diri dan bermakna bagi Bangsa dan Negara.

Cita-cita ini juga berangkat dari sebuah kebanggaan secara pribadi dari seorang anak kepada sang ayah tercinta yang sangat dihormatinya sebagai seorang guru dimasa lalu.

Cita-cita yang tanpa disadarinya, ternyata terpupuk dengan baik seiring dengan berjalannya waktu dan pengalaman yang diperolehnya.

Dengan penuh semangat dan keyakinan, apa yang dilakukannya akan lebih memberi manfaat dan makna bagi Bangsa dan negara, pribadi yang selalu optimis dan selalu yakin dengan apa yang ia lakukan itu, akhirnya pada tanggal 11 Maret 2003 ia mewujudkan impiannya mendirikan Kapilawastu personal image development sebagai Lembaga Pengembangan diri & Kepribadian di Jogjakarta.

Dengan modal semangat, keyakinan dan keikhlasan ia berpadu untuk berpacu mengelola sebuah Lembaga Pelatihan Pengembangan SDM Unggul, yang pada akhirnya mampu menghantarkan anak didiknya ke lomba-lomba tingkat nasional dan meraih juara I Lomba Kepribadian dan Pengembangan diri Anugerah Citra Kapilawastu tahun 2004, juara I Lomba Presenter Menuju Layar Liputan 6 SCTV tahun 2005, dan Pemilihan Putri Indonesia 2005 sebagai Runner Up I di Jakarta, serta telah menghantarkan salah seorang alumni peserta Exclusive training menuju Beijing China untuk mengikuti Miss World, disamping sebagian besar alumninya, telah bekerja di banyak lembaga pemerintah maupun swasta, baik di Jogjakarta maupun diluar Jogjakarta.

Wiwit Sukmadji Suprihendaryono adalah penggagas dan pendiri Kapilawastu, dengan istrinya Sri Purbandariningsih, yang senantiasa mendampinginya dan memberikan semangat dalam hidupnya dengan tiga orang anak sebagai amanah dari Tuhan YME.


MOTTO HIDUPNYA ADALAH :

Kalau tidak mampu tumbuh menjadi pohon yang kuat dan besar di tengah hutan, jadilah pohon kecil yang hidup di tengah taman

0 comments:

Post a Comment